Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan berkualitas dan berbasis Islam di Sumatera Utara. Sejak didirikan pada tahun 1981, UMSU telah menjadi pilihan utama bagi para calon mahasiswa yang ingin mendapatkan pendidikan yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mereka anut.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nasir, M.Sc., Ph.D., mengungkapkan bahwa UMSU memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan akademik, tetapi juga moral dan spiritual. “Kami berusaha menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi mahasiswa agar bisa tumbuh dan berkembang secara holistik,” ujarnya.
Salah satu keunggulan UMSU adalah kurikulum yang berbasis Islam. Menurut Prof. Dr. H. M. Arifin, M.A., Ph.D., Rektor UMSU, pendidikan berbasis Islam di UMSU bukan hanya sebatas memasukkan mata pelajaran agama Islam dalam kurikulum, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap aspek kehidupan kampus. “Kami ingin mencetak lulusan yang tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam,” tambahnya.
Selain itu, UMSU juga memiliki dosen-dosen yang berkualitas dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Menurut Dr. Nurhadi, M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSU, dosen-dosen di UMSU tidak hanya memiliki kompetensi akademik yang tinggi, tetapi juga memiliki dedikasi yang tinggi untuk mendidik dan membimbing mahasiswa. “Kami selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi mahasiswa kami agar bisa meraih kesuksesan di masa depan,” ujarnya.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, tidak heran jika UMSU menjadi pilihan yang tepat bagi para calon mahasiswa yang ingin mendapatkan pendidikan berkualitas dan berbasis Islam di Sumatera Utara. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di UMSU agar bisa menjadi lembaga pendidikan yang terbaik dan terpercaya di Indonesia,” tutup Prof. Dr. H. M. Arifin.
